Gorontalo, truestorysports – Pembukaan acara Pra Popnas Zona V yang digelar di Rumah Jabatan Gubernur Gorontalo pada Senin (2/12/2024) menghadirkan momen yang penuh warna dan kekayaan budaya.
Selain pertunjukan seni daerah setempat, Sulawesi Tengah turut tampil memukau dengan kostum karnaval yang unik, berkelir cerah dan sarat makna.
Kostum-kostum karnaval yang ditampilkan dalam acara tersebut merupakan hasil kreatifitas dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Parigi Moutong, yang diwakili oleh Plt Kepala Dinas Eny Susilowati.
Terdapat dua kostum khas Sulawesi Tengah yang diperagakan: kostum Durian Montong yang dikenakan oleh Nyoman Mustiani, dan kostum Lalampa oleh Nona. Kedua kostum tersebut bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga memiliki nilai simbolis yang mendalam.
Menurut Eny Susilowati, penampilan kostum karnaval ini merupakan bentuk apresiasi atas prestasi atlet Parigi Moutong yang berhasil meraih medali emas pada ajang Popda di Kabupaten Banggai.
“Kami ingin memberikan dukungan penuh dengan menampilkan kostum karnaval saat defile kontingen Sulawesi Tengah. Durian yang kami pilih meski tidak sedang musim, melambangkan kekayaan alam daerah kami, sedangkan Lalampa Toboli merupakan salah satu kekayaan kuliner khas Parigi Moutong yang telah diakui dalam Museum Rekor Indonesia,” ujar Eny kepada wartawan usai pembukaan.
Menariknya, kedua kostum yang ditampilkan di atas panggung pembukaan tersebut dirancang dengan bahan dasar sampah yang didaur ulang, sebagai bagian dari upaya edukasi mengenai pengelolaan sampah dan pemanfaatannya menjadi karya seni yang bernilai tinggi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang luar biasa, sekaligus mengangkat potensi ekonomi kreatif yang ada di Parigi Moutong,” tambah Eny.
Kostum yang diperagakan merupakan hasil karya dari Sanggar Seni Parigata yang berada di bawah naungan Disporapar Parigi Moutong. Eny juga menekankan bahwa meskipun kostum ini membawa nama Parigi, tujuan utamanya adalah mendukung pengembangan sektor pariwisata di Sulawesi Tengah dan memperkenalkan budaya daerah kepada masyarakat luas.
Dengan semangat juang yang tinggi, Eny berharap para atlet Parigi Moutong, serta atlet Sulawesi Tengah pada umumnya, dapat memberikan prestasi terbaik di ajang Pra Popnas.
“Kami berharap anak-anak kami bisa berprestasi di tingkat nasional, dan tentu saja, kami akan terus memantau perkembangan mereka,” pungkasnya. (*)