Truestory-Salah satu atlet andalan memberi isyarat akan pindah ke Sulawesi Tengah. Hal tersebut pasca pengunduran dirinya dari Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Panjat Tebing Provinsi DKI Jakarta.

Pengunduran dirinya bersama sejumlah atlet lain diduga karena kecewa atas federasi karena memberi keputusan sepihak. Surat mundurnya Aspar dikeluarkan oleh Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jakarta tertanggal 20 September 2022.

“Saya kemarin keluar dari pelatda FPTI Jakarta, kemungkinan besar bakalan mundur juga dari FPTI Jakarta,” ungkap Aspar, Jumat 7/10.

Atlet yang akrab disapa Babon ini mengaku pasca pengundurannya banyak Pengrov FPTI se Indonesia yang menawarkan dirinya untuk bergabung dalam kontingen lain pada pegelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh-Medan tahun 2024 mendatang.

Meski demikian, Aspar mengaku lebih memiliki niat untuk membela tanah kelahirannya Sulawesi Tengah ketimbang daerah lain. Apalagi di Sulawesi Tengah, Aspar Jaelolo bersama sang istri telah mendirikan sekolah panjat dengan nama “Aspar Climbing club”.

“Kalau secara pribadi mending ke Palu saya, sekalian membangun Palu. Kan sudah jalan juga (Sekolah Panjat). Kemarin ada 20 orang anak-anak yang saya bawa ke Jakarta tinggal semua di rumah selama tiga bulan untuk latihan mandiri bersama istri,” katanya.

Aspar sebelumnya sudah menjalin komunikasi dengan dan Sulteng. Menurutnya, pada pertemuan itu dia sudah menyampaikan keinginan untuk kembali ke tanah kelahiran.

Aspar diketahui telah meraih 11 medali juara dunia, 12 Medali kejuaraan Asia dan 6 Medali di Pekan Olahraga Nasional (PON).

Sementara itu, Ketum , M Rahmatu sebelumnya mengaku masih menunggu laporan dari Induk Olahraga yakni FPTI Sulteng terkait kepindahan Aspar Jaelolo. Menurutnya, kepindahan Babon direncanakan sejak jauh hari bersama beberapa atlet putra daerah lainnya.

“Sebelumnya juga saat silahturahmi ke KONI Aspar menyampaikan niatnya itu, tapi kami serahkan kembali semua kepada induk olahraganya terlebih dahulu, ” kata Nizar, Jumat (30/09/2022).

Adapun Aspar diproyeksikan untuk tampil di PON Sumut-Aceh 2024.

“Kami ke depan mengikuti beberapa agenda multieven dan pada rakernas KONI sebelumnya itu diputuskan jadi lima, selain PON ada PON Bela diri, Olahraga Pantai, hingga PON Remaja, nah Babon kami siapkan untuk PON 2024 di Aceh-Sumut,” ujar Nizar.

Sebelumnya resmi mengundurkan diri dari Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Panjat Tebing Provinsi DKI Jakarta.

Aspar Jaelolo bersama delapan atlet lainnya saat ini diketahui tak lagi membela kontingen DKI Jakarta pasca mengundurkan diri dari Pelatda. Ia merasa kecewa atas federasi karena memberi keputusan sepihak. Surat mundurnya Aspar itu dikeluarkan oleh Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jakarta tertanggal 20 September 2022.

“Saya kemarin keluar dari pelatda FPTI Jakarta, kemungkinan besar bakalan mundur juga dari FPTI Jakarta bersama delapan atlet yang lainnya,” kata Aspar saat dihubungi dari Palu, Senin (03/10/2022).

Pasca mundur dari Pelatda, Aspar mengakui banyak ditawari untuk membela kontingen lain jelang multieven PON Aceh-Medan tahun 2024. Tuan rumah Aceh hingga Jawa Barat siap meminang atlet kelahiran Wani Kabupaten Donggala ini.

Kendati begitu, Aspar mengaku lebih kepingin untuk membela tanah kelahirannya ketimbang daerah lain. Pemanjat berusia 34 tahun tersebut memilih ke Palu karena ingin fokus menyemai bibit atlet-atlet di Sulteng lewat sekolah panjat “Aspar Jaelolo Climbing club” yang didirikan bersama sang istri di kampung halaman.

“Kalau secara pribadi mending ke Palu saya, sekalian membangun Palu. Kan sudah jalan juga (Sekolah Panjat). Kemarin ada 20 orang anak-anak yang saya bawa ke Jakarta tinggal semua di rumah selama tiga bulan untuk latihan mandiri bersama istri,” katanya.

Adapun Aspar sebelumnya sudah menjalin komunikasi dengan KONI dan Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura. Menurutnya, pada pertemuan itu dia sudah menyampaikan keinginan untuk kembali ke tanah kelahiran. Selain itu, Aspar juga meminta difasilitasi membangun sekolah panjat tebing untuk menempa atlet-atlet masa depan Sulteng. Sebab, kata dia, apabila sudah terfasilitasi dengan baik maka atlet Palu tak perlu lagi jauh-jauh ke luar daerah untuk .

“Pokoknya saya berharap ke Palu. Kalau saya ke Palu otomatis anak-anak yang delapan orang ini ba ikut, tinggal tergantung biaya hidup dorang,” ujarnya.

Sejak di Jakarta, Aspar diketahui meraih 11 medali juara dunia, 12 Medali kejuaraan Asia dan 6 Medali di Pekan Olahraga Nasional (PON). Meski sempat cedera dan tak lagi muda, Babon kembali menunjukan kualitasnya berkat raihan medali emas pada kejuaraan dunia seri ke-12 di Jakarta tahun 2022.

Ketum KONI Sulteng, M Nizar Rahmatu sebelumnya mengaku masih menunggu laporan dari Induk Olahraga yakni FPTI Sulteng terkait kepindahan Aspar Jaelolo. Menurutnya, kepindahan Babon direncanakan sejak jauh hari bersama beberapa atlet putra daerah lainnya.

“Sebelumnya juga saat silahturahmi ke KONI Aspar menyampaikan niatnya itu, tapi kami serahkan kembali semua kepada induk olahraganya terlebih dahulu,” kata Nizar.