Palu, Truestorysports – Tiga pemain sepakbola resmi dilaporkan ke Polda Sulawesi Tengah atas dugaan penganiayaan terhadap seorang wasit yang memimpin jalannya pertandingan pada laga tarkam Papa Idam Cup di Kabupaten Donggala, Rabu (3/12).
Informasi itu disampaikan langsung oleh Ketua Bidang Perwasitan Asprov PSSI Sulawesi Tengah, Reza W. Lumu, dalam rilis resminya, Kamis (4/12/2025).
Kasus ini mencuat setelah beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan aksi tidak terpuji salah satu pemain berinisial AN pada laga antara Beringin Ganti menghadapi Sinar Laut Boneoge. AN nampak melayangkan pukulan ke arah wasit usai diganjar kartu merah. Tindakan tersebut menuai kecaman luas dari berbagai pihak pencinta sepak bola.
Setelah dilakukan konfirmasi, Ketua PSSI Donggala, M. Edwan, bersama Ketua Panitia Pelaksana, Fikri, membenarkan adanya insiden penganiayaan tersebut. Menurut Edwan, wasit yang menjadi korban telah secara resmi membuat laporan ke kepolisian.
“Sekarang ini sudah dalam proses. Tahap pemeriksaan saksi dan korban sudah berjalan, dan visum juga sudah dilakukan,” jelas Edwan.
Dari laporan korban, pihak kepolisian Polda Sulawesi Tengah langsung bergerak dengan memeriksa sejumlah saksi yang berada di lokasi kejadian. Proses hukum pun dipastikan terus berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.

Diketahui, salah satu terlapor berinisial AN merupakan mantan pemain Persipal Palu dan termasuk figur senior di dunia sepak bola Sulawesi Tengah.
Status tersebut, menurut Reza, seharusnya menjadi teladan dalam menjunjung tinggi sportivitas, bukan justru mempertontonkan tindakan yang mencoreng nilai fair play.
“Ini adalah tindakan pidana yang memiliki konsekuensi hukum. Kekerasan terhadap wasit tidak bisa ditoleransi dalam bentuk apa pun,” tegas Reza.
Lebih lanjut, Komite Wasit Asprov PSSI Sulteng menyatakan menyerahkan sepenuhnya kasus penganiayaan ini kepada proses hukum yang berlangsung di Polda Sulawesi Tengah.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Askab PSSI Donggala untuk menindaklanjuti kasus ini ke Komisi Disiplin terkait pelanggaran kode etik pemain.
“Secara umum, PSSI memiliki komitmen untuk menciptakan lingkungan sepak bola yang aman dan adil bagi semua pihak. Perlindungan terhadap wasit adalah bagian penting dari komitmen tersebut. Tidak ada ruang untuk kekerasan terhadap wasit,” tegas Reza.
PSSI juga kembali mengimbau seluruh perangkat pertandingan, khususnya wasit, untuk tidak ragu melaporkan setiap bentuk kekerasan atau ancaman yang mereka alami kepada pihak berwajib, demi menjaga marwah dan integritas sepak bola nasional.
Reza juga menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kinerja wasit agar menciptakan kultur sepakbola yang berintegritas. (*)
