Palu, truestorysports– Yayasan Sekolah Beladiri ETC Federasi Hapkido berhasil menggelar Seminar Nasional dan Ujian DAN perdana yang berlangsung di salah satu hotel ternama di Kota Palu pada Sabtu (30/11).
Acara yang dihadiri oleh peserta dari berbagai provinsi ini menjadi momentum penting dalam perkembangan seni bela diri Hapkido di Indonesia.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Sulawesi Tengah, Syaifullah Djaffar, yang juga hadir memberikan dukungannya.
Hadir pula Grandmaster Hapkido, Anthony Low, yang turut memberikan pemahaman mendalam mengenai filosofi dan teknik Hapkido kepada para peserta.
Ketua Yayasan Sekolah Beladiri ETC Federasi Hapkido, Ady Kasmadin, mengungkapkan bahwa seminar kali ini merupakan pertama kalinya digelar dan diikuti oleh peserta dari delapan provinsi di Indonesia. “Seminar ini kami inisiasi sebagai langkah awal untuk masuk sebagai anggota KORMI,” ujar Ady.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa seminar ini tidak hanya sebagai sarana edukasi bagi praktisi Hapkido, tetapi juga sebagai wadah pengembangan federasi Hapkido di Indonesia, serta memberikan pemahaman tentang filosofi Hapkido yang sesungguhnya kepada peserta.
Selain seminar, acara puncak juga diwarnai dengan ujian DAN yang diikuti oleh 30 peserta. Dari jumlah tersebut, empat orang mengikuti ujian untuk mencapai tingkat Black Belt, sementara sisanya mengikuti ujian belt grading.
Ujian ini dilakukan langsung oleh Grandmaster Anthony Low yang menguji peserta dalam berbagai aspek Hapkido, mulai dari teknik dasar hingga aplikasi praktis.
Ady Kasmadin menambahkan bahwa Yayasan Sekolah Beladiri ETC Federasi Hapkido terafiliasi dengan Federation of Korean Hapkido (FKH) Singapore dan FKH Korea.
“Kami bangga bisa bekerjasama dengan federasi internasional ini, yang memberikan legitimasi dan pengakuan terhadap kemampuan serta standar yang kami terapkan,” katanya.
Kini, Sekolah Beladiri ETC Federasi Hapkido telah berkembang pesat, dengan cabang-cabang yang tersebar di delapan provinsi Indonesia, yaitu Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Papua, Papua Selatan, Maluku Utara, dan Kalimantan Tengah.
Ady juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Ketua KORMI Sulteng yang telah memberikan rekomendasi kepada pihaknya untuk bergabung sebagai anggota KORMI. “Saat ini, kami tinggal menunggu dua provinsi lagi untuk dapat mengajukan diri sebagai anggota KORMI,” tambah Ady.
Dikenal sebagai seni bela diri asal Korea, Hapkido menggabungkan berbagai teknik dari seni bela diri lainnya, termasuk pukulan, tendangan, kuncian, bantingan, jurus, hingga latihan dengan senjata.
Kekuatan utama Hapkido terletak pada fleksibilitas dan keberagaman teknik yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi.
Dengan semakin berkembangnya Hapkido di Indonesia, diharapkan seminar dan ujian DAN ini dapat menjadi wadah bagi generasi penerus untuk terus mengembangkan kemampuan dan menjunjung tinggi nilai-nilai dari seni bela diri yang kaya akan filosofi ini. (*)