, truestorysports – Ardin Wiranata (29 tahun) merupakan salah satu pebiliar atas dari Kota Palu, Sulawesi Tengah. Ia sebelumnya merupakan satu-satunya atlet yang ke PON 2024.

Berkat kecintaanya terhadap Biliar, Ardy sapaanya kini telah mendulang banyak prestasi. Rumahnya di kota Palu bersama keluarga disulap jadi tempat bermain biliar.

Di tempat petak berukuran kurang lebih 4×8 meter itu, terpampang di dinding puluhan piagam dan tropi penghargaan Ardy selama belasan tahun berkompetisi. Di depan pintu masuk terpasang banner bertuliskan “The Killers Billiard & Cafe” lengkap dengan menu makanan.

Tempat yang berada di sebelah rumah itu, dibangun Ardy dengan modal dan keringatnya sendiri, tepatnya usai meraih medali perak PON ke-20 di tahun 2021.

Awalnya hanya ada satu meja biliar. Selepas Provinsi (Porprov) Sulteng tahun 2022, bonus emas dari pengurus KONI Morowali digunakan Ardy untuk menambah lagi dua buah meja. Ardy bahkan rela membongkar beberapa kamar di rumahnya agar bisa memperluas tempat usaha.

Mau tak mau, tempat itu juga dijadikan Ardy tempat beristirahat di malam hari dengan hanya beralaskan karpet bersama empat orang adik laki-lakinya.

Laki laki kelahiran Kota Palu 14 Desember 1994 itu merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Empat adik laki-laki dan satu perempuan. Niat membantu keluarga, ia rela membongkar rumahnya yang dibeli sekitar tahun 2017. Sang adik turut diberdayakan untuk menjaga usaha yang digeluti.

Selain Biliar, di tempat itu Ardy menyediakan beberapa hidangan makanan untuk pengunjung. Ya, pasca Covid-19 di tahun 2021, Ardy punya hobi baru yakni memasak.

Masakannya mulai dari mie goreng, hingga ayam geprek ternyata mengunggah lidah selera pembeli.

“Sekarang penghasilan dari sini bisa sampai 300 ribu perhari,” kata Ardy yang Desember tahun ini tepat berusia 30 tahun.

Prestasi Ardy di biliar muncul saat pertama kali ikut kejuaraan resmi di tahun 2011. Di perdananya, Ardy tak main-main langsung merebut satu.

“Mulai dari situ akhirnya orang tua mulai mendukung saya menggeluti olahraga Biliar,” katanya.

Siapa sangka, Ardy yang hanya dulu hanya menapis jagung di pasar Masomba kini sukses mendulang puluhan medali di berbagai event kejuaraan.

Berawal dari Situ Ardy akhirnya sukses jadi pebiliar hebat di kota Palu. Selain pagelaran nasional atau multievent resmi, Ardin bahkan dilarang ikut serta karena tak ada lawan sepadan di turnamen lokal.

Ia pun direkrut Parigi Moutong untuk bermain di Porprov Sulteng tahun 2019 hingga pertama kali tampil di PON Papua 2021.

Puncak prestasi Ardy meraih medali perak di PON Papua. Dari multi even terakbar ini Ardy punya julukan baru ‘The Killer’. Julukan yang memiliki arti sang pembunuh, disematkan kolega karena berhasil menumbangkan lawan rangking satu Indonesia. Nama “the killer” itu kini melekat, dan digunakan untuk tempat usaha sewa biliar di kediamannya.